Ciptakan Lahan Produktif di Ruang Terbatas, BPP Gunung Putri Bekali Puluhan Petani Ilmu Urban Farming
Bogor, 18 September 2025 – Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Wilayah XI Gunung Putri sukses menggelar Pelatihan Tematik Spesifik Lokalita bertema urban farming selama dua hari, 17-18 September 2025. Kegiatan yang dilaksanakan di aula BPP Gunung Putri ini diikuti oleh 30 peserta, terdiri dari petani milenial dan anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) dari empat kecamatan di wilayah kerja BPP.
Pelatihan ini diadakan sebagai solusi atas keterbatasan lahan yang umum dihadapi petani di wilayah perkotaan. Tujuannya adalah membekali para peserta dengan pengetahuan dan keterampilan praktis untuk mengoptimalkan lahan sekecil apa pun menjadi produktif.
Koordinator BPP Wilayah XI Gunung Putri, Dido Garnida, S.Pt., menjelaskan pentingnya kegiatan ini. "Di wilayah kami, tidak semua petani memiliki lahan luas. Oleh karena itu, kita harus cerdas memanfaatkan setiap jengkal tanah. Pelatihan ini adalah langkah nyata BPP untuk memastikan lahan sekecil apa pun bisa menghasilkan," ujarnya.
Materi pelatihan diisi oleh dua narasumber yang ahli di bidangnya. Pada hari pertama, Ruslan, S.H., seorang petani anggur dari Cibinong, membagikan pengalamannya. "Bertani anggur di lahan sempit sangat mungkin dilakukan dengan teknik yang tepat. Kuncinya adalah media tanam, nutrisi, dan pemangkasan yang rutin," jelas Ruslan.
Antusiasme peserta juga terlihat dari sesi tanya jawab yang interaktif. Salah satu peserta, Eka, dari Desa Wanaherang, Kecamatan Gunung Putri, merasa sangat terbantu dengan adanya pelatihan ini. "Kami jadi tahu kalau lahan terbatas bukan halangan untuk bertani. Materi tentang hidroponik dan budidaya anggur ini membuka wawasan kami untuk mencoba hal baru," kata Eka.
Sementara itu, pada hari kedua, materi disampaikan oleh Mamad Somantri, petani hidroponik sayuran dari Cileungsi. "Hidroponik bisa jadi solusi bagi mereka yang tidak punya tanah sama sekali. Cukup dengan memanfaatkan pekarangan atau bahkan balkon rumah, kita sudah bisa menanam sayuran segar untuk konsumsi sendiri atau dijual," kata Mamad.
Pelatihan ini diharapkan tidak hanya berhenti pada teori. Para peserta didorong untuk segera mempraktikkan ilmu yang didapat, sehingga mampu meningkatkan kemandirian pangan keluarga dan menciptakan peluang usaha baru dari lahan terbatas.